Salam jumpa kembali saudaraku, semoga kita selalu dapat menjaga Istana Cinta kita dari kotoran-kotoran yang melekat di dalamnya. Bicara soal Cinta banyak di antara kita yang memiliki pendapat yang berbeda, karena cinta memang sebuah misteri yang dengannya orang bisa bahagia, dengannya orang bisa pula tersiksa. Tapi sebenarnya apakah Hakikat Cinta Sejati itu? Hakikat Cinta yang sesungguhnya, apakah yang selama ini kita rasakan benar-benar cinta sejati,,,? Aku punya sebuah cerita tentang apa itu hakikat cinta yang sebenarnya. Mari kita simak..!!
Seseorang yang bijak berkata kepadaku, “Anakku, mari kita bicara tentang cinta. Cinta apa yang kau miliki?” Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku dengarkan baik-baik setiap kata yang memancar seperti cahaya.
Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar agar bisa menangkap
esensi cinta yang akan aku sampaikan. Simpan pertanyaanmu nanti, karena setiap
pertanyaan itu terlahir dari akal. Seperti langit, akal melayang tinggi di atas
bumi tempatmu berpijak. Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu, satu-satunya
titik yang mampu menangkap esensi cinta.
Lihatlah batang bunga mawar itu, ia punya potensi untuk mempersembahkan
bunga merah dan harum yang semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam,
tak akan pernah ada mawar itu yang menghiasi kebunmu. Maka, hanya dengan membuka diri
untuk tumbuhnya akar dan daun lah, batang mawar itu akan melahirkan bunga mawar
yang harum. Demikian juga dengan hatimu, anakku. Kau harus membukanya, agar
potensi cinta yang terkandung di dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia
sekitarmu dengan kedamaian.
Anakku, begitu sering kau bicara cinta. Cinta kepada istri, cinta
kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi,
cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan… ! Apakah isi atau
esensi dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang
keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama, …
Apakah benar begitu, anakku?
Mungkin di kampung kau punya seekor kuda. Begitu sayangnya kau pada
kuda itu. Setiap hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan,
kau ajak jalan-jalan. Seolah kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu,
seperti saudaramu. Kau mencintai kuda itu sepenuh hati. Namun, suatu ketika
datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang fantastis. Hatimu goyah,
dan kau pun menjualnya. Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau rela menjual
cinta. Kau mencintai kuda, karena kegagahannya yang membuatmu bangga dan selalu
senang ketika menungganginya. Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan
kesenangan, kau berpaling. Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dari yang
kau cintai. Kau cinta kudamu, karena mengharapkan kegagahan. Tapi kini Cintamu berpaling
kepada harta, karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan berubah, berubah
pula cintamu.
Kau sudah punya istri. Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan kau
bilang, dia adalah pasangan sayapmu. Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu
sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup semati. Namun, ketika kekasihmu sedang tak
enak hati yang ke-100 kali, kau enggan menghiburnya, kau biarkan dia dengan
nestapanya karena sudah biasa. Ketika dia sakit yang ke-50 kali, perhatianmu pun berkurang,
tidak seperti ketika pertama kali kau bersamanya. Ketika dia berbuat salah yang
ke-10 kali, kau pun menjadi mudah marah dan kesal. Tidak seperti pertama
kali kau melihatnya, kau begitu pemaaf. Dan kelak ketika dia sudah keriput
kulitnya, akan kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu mendukung
perjuanganmu lagi? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau
mencintainya, karena dia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena
dia mampu mendukungmu. Ketika semua berubah, berubah pula cintamu.
Kau punya sahabat, begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain
bersamanya, dan hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi
saudara. Kau pun menyatakan bahwa dia adalah sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu
kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta. Namun suatu ketika dia mengambil
jalan hidup yang berbeda dengan keyakinanmu. Setengah mati kau berusaha
menahannya. Namun dia terus melangkah, karena dia yakin itulah jalan akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu,
bukan saudaramu lagi. Dan perjalanan kalian sampai di sini Kau mencintainya,
karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau mendukungnya, mendoakannya,
membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu. Namun ketika dia
berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.
Kau memegang teguh agamamu. Begitu besar cintamu kepada jalanmu itu, kau
beri makan fakir miskin, kau tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan
ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu. Namun, suatu ketika
orang lain menghina nabimu, dan kau pun marah dan membakar tanpa ampun. Apakah
kau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan CINTA dan maaf? Dan
jangankan orang lain yang menghina agamamu, saudaramu yang berbeda pemahaman
saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya. Bukankah
Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhluk-Nya yang seperti ini, tak peduli apakah mereka
bersujud atau menghina-Nya? Kau cinta kepada agamamu, tapi kau persepsikan cinta
yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu sendiri.
Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan
cintamu pada sesuatu itu, selama itu pula kau tidak akan menemukan Cinta
Sejati, (True Love). Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang mengharapkan,
cinta karena menguntungkanmu. Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau
cintai itu berubah. Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal
jalan. Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya. Lalu kau
keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal. Pada awalnya tampak bagus, kuat,
dan nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat di atasnya. Dan musim pun
berubah, ketika hujan turun dengan derasnya, dan truk-truk besar melintasinya.
Lapisannya mengelupas, dan lama-lama tampak lah lubang di atas jalan itu. Cinta
yang bukan Cinta Sejati, adalah cinta yang seperti ini, yang akan berubah ketika
sesuatu yang kau cintai itu berubah. Kau harus memahami hal ini, anakku.
Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cinta-Nya. Dia
mencintai setiap yang hidup, dengan cinta (rahman) yang sama, tidak
membeda-bedakan. Manusia yang menyembah-Nya dan manusia yang menghina-Nya, semua
diberi-Nya kehidupan. Kekuasaan-Nya ada di setiap yang hidup. Dia tidak
meninggalkan makhluk-Nya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepada-Nya.
Jika Dia hanya mencintai mereka yang menyembah-Nya saja, maka itu namanya pilih
kasih, Maha Suci Dia dari itu, Dia tidak memberi cinta yang berharap, mencintai karena disembah. Dia tidak
begitu, dia tetap mencintai setiap ciptaan-Nya. Itulah True Love. Cinta yang tak
pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta kepunyaan Tuhan.
Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu, dalam Istana Cintamu Tanam bibitnya,
pupuk agar subur, dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam di sekitarmu.
Dan kau perlu tahu, anakku. Selama kau memfokuskan cintamu pada yang
kau cintai, maka selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki cinta
sejati, True Love. Cinta sejati hanya kau rasakan, ketika kau melihat Dia dalam
titik pusat setiap yang kau cintai. Ketika kau mencintai istrimu, bukan
kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat, tapi yang kau lihat “Ya
Allah! Ini ciptaanMu, sungguh cantiknya. Ini kebaikanMu yang kau sematkan dalam
dirinya.” Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang
berseberangan, kau lihat pancaran CahayaNya dalam diri mereka, yang tersembunyi
dalam misteri jiwanya.
Kau harus bisa melihat Dia, dalam setiap yang kau
cintai, setiap yang kau lihat. Ketika kau melihat makanan, kau bilang “Ya
Allah, ini makanan dariMu. Sungguh luar biasa!” Ketika kau melihat seekor
kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupanNya yang mewujud dalam diri kucing
itu. Ketika kau mengikuti sebuah ajaran, kau lihat Dia yang berada dibalik
ajaran itu, bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu. Ketika kau melihat keyakinan
lain, kau lihat Dia yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia dan
maksud yang kau belum mengerti.
Ketika kau bisa melihat Dia, kemanapun wajahmu memandang, saat itulah
kau akan memancarkan cinta sejati kepada alam semesta. Cintamu tidak terikat
dan terfokus pada yang kau pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi,
agama, istri, dan harta benda yang kau cintai. Cintamu langsung melihat titik
pusat dari segala filosofi, agama, istri, dan harta benda, dimana Dia berada di
titik pusat itu. Cintamu langsung melihatNya.
Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia. Kau harus memahami ini, anakku.
Maka, dalam dirimu hanya ada Dia, hanya ada pancaran cahayaNya. Dirimu harus
seperti bunga mawar yang merekah. Karena hanya saat mawar merekah lah akan
tampak kehindahan di dalamnya, dan tersebar bau wangi ke sekitarnya. Mawar yang
tertutup, yang masih kuncup, ibarat cahaya yang masih tertutup oleh
lapisan-lapisan jiwa. Apalagi mawar yang masih berupa batang, semakin jauh dari
terpancarnya cahaya. Bukalah hatimu, bukalah ISTANA CINTAMU, mekarkan mawarmu.
Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri saja lah yang akan
memancarkan cahayaNya. Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegang segala
yang dicintainya, akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi, agama,
istri, dan harta benda. Lihat kembali, anakku, akan pengakuanmu bahwa kau telah
berserah diri. Lihat baik-baik, teliti dengan seksama, apakah pengakuan itu
hanya pengakuan sepihak darimu? Apakah Dia membernarkan pengakuanmu? Ketika kau
bilang “Allahu Akbar,” apakah kau benar-benar sudah bisa melihat Kemahabesaran-Nya dalam setiap yang kau lihat? Jika kau masih erat mencintai
berhala-berhalamu, maka sesungguhnya jalanmu menuju keberserahdirian masih
panjang. Jalanmu menuju keber-Islam-an masih di depan. Kau masih harus membuka
kebun bunga mawar yang terkunci rapat dalam hatimu. Dan hanya Dia-lah yang
memegang kunci kebun itu. Mintalah kepadaNya untuk membukanya. Lalu, masuklah
ke dalam taman mawarmu. Bersihkan rumput-rumput liar di sana, gemburkan tanah, sirami batang mawar,
halau jauh-jauh ulat yang memakan daunnya. Kemudian, bersabarlah, bersyukurlah,
dan bertawakkallah. InsyaAllah, suatu saat, jika kau melakukan ini semua, mawar
itu akan berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru ISTANA hingga ke seluruh Jagad Raya.
Aku Ikhlas
Aku Pasrah
Aku Ridho
Aku Ikhlas
Aku Pasrah
Aku Ridho
SALAM CINTA
tkut kehilangan, tkt d tinggalkan oleh cinta, krna yg kt cintai tk abadi, cinta yg semu. .
BalasHapusTp jika kt mencintaiNya, kt tak pernah kehilangan, kt tk pernah di tinggalkan. .