Ketika Cinta Menyinari Jiwa

Ini adalah pengalaman pribadiku, kehidupanku yang membosankan seperti tak memiliki arti. Hari berganti hari terus kulewati seakan hanya seperti malam berganti siang dan seterusnya. Hanya begitu-bagitu saja.

Semuanya berawal dari Akhir 2010 yang lalu, kegalauanku mencapai puncaknya. Serangkaian pertanyaan muncul, tanpa jawaban yang memadai. Sebagian pertanyaan itu menelusup jauh mempertanyakan jati diri, Siapakah aku? Mengapa aku ada disini? Apakah aku punya keberadaan? Apa yang harus aku lakukan? Dan penting pulakah kesadaran akan hal-hal demikian?

Semuanya berawal dari ketidakpuasan akan cara beragama yang selama ini kujalani. Kunyatakan diriku sebagai seorang Muslim, tapi apakah aku Islam? kurasakan kekeringan dan perasaan seperti mengalami kegalauan. Kulihat sekelilingku...kutahu bahwa negeri ini adalah negeri di mana kaum Muslimin menjadi mayoritas. Tapi ternyata negeri ini jauh dari Islam...negeri ini terasa gersang..bahkan penuh prahara. Mengapa bisa demikian?

Sebuah bisikan dari kedalaman hati, seperti berteriak sekuat-kuatnya tuk menembus tirai penghalang untuk menggerakkan kaki...mencari dan terus mencari siapa sebenarnya aku ini? Hampir diriku berkelana tapi kebijaksanaan membuka jalan tuk mengalir saja. Maka, dimulailah proses pembukaan kesadaran yang paling dasar, adalah kesadaran bahwa aku harus ingat dari mana aku berasal, siapa yang menurunkanku, untuk apa aku dilahirkan, yang mengemban sebuah misi yang telah dikalungkan di leher jiwaku ini. Ingatkah aku?

 

Jalan demi jalan kutelusuri tuk menemukan diri sejati.
Kesadaran demikian, selanjutnya menuntunku untuk menguak keindahan dan kebenaran akan cinta yang selama ini terselubungi oleh berbagai stigma/tirai, dan terlupakan oleh diri yang lalai. Kubelum sadar akan diri. Bagaimana dengan anda?

Aku Ikhlas

Aku Pasrah

Aku Ridho

SALAM CINTA