Matahari dan Bumi Tauladan Cinta Sejati

Ketika kuberjalan-jalan disekitar Istana Cinta, dibawah teriknya matahari sambil ngedumel, "Huft.... Neraka Bocor kali ya... Panas sekali hari ini". Tak lama kemudian langkahku terhenti ketika kulihat orang yang sedang asyik berjemur tanpa alas dibawah teriknya matahari yang sungguh luar biasa panasnya. Dalam hati kuberkata “Itu orang gila apa gimana kok bisa enak-enak tiduran ditanah, ditengah panasnya matahari gini?”

Karena penasaran maka kuhampiri orang tersebut. “Mas..mas.. lagi ngapain panas-panas tidur disini?” tanyaku. “aku sedang menikmati indahnya cinta dari matahari dan bumi” jawabnya. Dalam hati kuberkata “Wah ini orang gila apa ya?” Karena makin penasaran, akhirnya kurelakan duduk disampingnya ditengah panasnya sinar matahari.

“Indahnya Cinta bagaimana maksud sampean?” tanyaku.

“Wahai saudaraku, aku tahu kau sedang menggerutu karna panasnya hari ini. Tapi tahukah kamu Cinta Sejati yang dicontohkan oleh matahari dan bumi yang sedang kau duduki ini?” kata orang tsb. Aku jadi tambah bingung dengan apa yang dia katakan. “Aku tak mengerti apa yang sampean maksudkan” kataku.

“Wahai saudaraku, hatimu tertutup oleh ego dan nafsumu sehingga kamu tidak bisa membaca alam sekitarmu. Lihatlah Matahari itu, dia banyak mengajarkan cinta kepadamu.

“Mahari selalu ada untukmu, menyinari hari-harimu tanpa berhenti bahkan dikala kau tak sempat memintanya. Ia memberikan sinarnya untukmu, tanpa mengharapkan imbalan apapun darimu. Matahari tidak pernah ingkar janji, ia selalu terbit dipagi hari menggantikan gelapmu. Matahari itu setia, ia selalu terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat. Matahari selalu tegar dan tak pernah mengeluh, ia tetap memberikan sinarnya walau kau mencacinya dikarenakan teriknya yang sangat panas. Matahari itu adil, ia selalu menyinari belahan bumi manapun tanpa pilih kasih. Matahari tak pernah egois, ia selalu memberikan kesempatan kepada bulan dan bintang lain tuk menggantikannya menyinarimu dimalam hari. Wahai saudaraku, jika kau ingin menemui cinta sejati, maka jadilah kau seperti matahari”.

Aku sangat tertegun dengan apa yang dia katakan, sampai-sampai tak kurasakan lagi panasnya matahari yang berada diatas kepalaku.

“Benar juga dengan apa yang sampean katakan, selama ini aku tak pernah bisa melihat kebenaran dan cinta dari makhluk-makhluk Tuhan lainnya.” Kataku.

“Oh … iya..! tadi kan yang kita bicarakan matahari, lantas bagaimana dengan bumi?” tanyaku lagi.

“Tak jauh beda dengan matahari, bumi pun begitu. Bumi itu selalu sabar, kau selalu berjalan dan menginjak bumi, tapi bumi tak pernah mengeluh. Bumi itu tidak pernah pendemdam, kau selalu membuang yang buruk-buruk ke bumi, seperti kau kau buang kotoran dan yang lainnya ke dalam bumi, tapi bumi selalu ihklas ia tak pernah membalas keburukan-keburukan yang kau berkian kepadanya, tapi malah justru ia menumbuhkan yang baik-baik untukmu makan, apa yang ditumbukan oleh bumi itu.”

“Sahabatku, kau bisa belajar Cinta Sejati dari dua makhluk Tuhan ini. Dan selalu ingatlah, Tuhan tak pernah sia-sia dalam menciptakan makhluknya. Mereka punya tugas masing-masing yang diberikan Tuhan kepada mereka, mereka selalu patuh terhadap Tuhannya, dan mereka selalu berdzikir dan mensucikan Tuhannya, tidak seperti manusia. Maka dari itu saudaraku, belajarlah kau dari mereka. Agar kau selalu ingat dan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang diberikanNya kepadamu.”

“Baiklah, terima kasih kawan. Hari ini aku baru menyadari akan Maha Cintanya Tuhan kepada makhluknya, aku tak pernah memikirkan hal itu. Karna mungkin memang ego dan nafsu yang menghalangiku. Nanti akan aku tulis cerita ini di dalam Blog Istana Cinta tuk kubagikan kepada teman-temanku yang lainnya.” Kataku sambil berdiri hendak berpamitan. Dan ketika kutersadar ternyata orang tersebut telah hilang dari pandangan mata.

SALAM CINTA